Kutacane|- Pekerjaan proyek jaringan irigasi perkumpulan petani pemakai air (P3A) yang ada tersebar didesa Aceh Tenggara,diduga kuat dikuasai oleh oknum tertentu dan pelaksanaan-nya diduga “menyimpang dari perencanaan kegiatan”.
Dugaan tersebut berdasarkan hasil investigasi ini dilokasi kegiatan dan hasilnya, sangat mengecewakan dan cenderung dikerjakan secara asal jadi.
Disinyalir pelaksanaan kerja konstruksi bangunan jaringan irigasi P3A Aceh Tenggara tidak sesuai dengan perencanaan-nya. ‘pasalnya pada bagian pasangan batu pondasi irigasi sebagian disandarkan dipohon dan dugaan bukan pasangan batu melainkan batu bersusun.
Kendati demikian,oknum ketua kelompok perkumpulan petani pemakai air (P3A) Aceh Tenggara yang tidak mau di sebutkan nama nya yang seharusnya menjadi swakelola telah memberikan keterangan mengejutkan saat ditemuai oleh wartawan baru-baru ini dikediaman-nya.
Pekerjaan irigasi P3A berkedok swakelola/hanya dijadikan tameng, oknum ketua kelompok membenarkan hal tersebut, iya dana yang cair tetap melalui Nomor rekening ketua kelompok P3A lalu diberikan kepada salah satu menguasai pekerjaan Di harapkan kepada APH kejati dan Polda Aceh Serius mendalami kasus besar ini,agar kedepan tidak lagi bermoduskan swakelola”tuturnya
ironisnya, bahkan saat penyerahan berkas bahwa pekerjaan sudah selesai kami di panggil ke suatu tempat kalau tidak salah kelokasi kolam Desa Lawe Pangkat kecamatan Deleng Pokhkisen kabupaten Aceh Tenggara.di paksa bawa matre 10.000 dan stempel kepala Desa.
Beberapa paket kegiatan P3A didesa Aceh Tenggara, termasuk kelompok saya dan semua kegiatan pekerjaan yang brekedok swakelola semua dana dipegang oleh oknum tertentu, tapi melalui rekening kelompok, ungkap Sumber tersebut.(Masir)