Teropongbarat co. Sebuah cermin kehidupan, Kenduri Adat/Mangan Mekhadat sebuah tradisi para leluhur dari komunitas Masyarakat Adat Singkil- Subulussalam, guna membahas persoalan penting atau membicarakan keberlangsungan kebutuhan komunitas masyarakat ADAT untuk mencapai sasaran serta tujuan bersama dengan semangat peduli masyarkat adat di komunitasnya.
Saat ini Anjungan Subulussalam pada PKA(pekan Kebudayaan Aceh) Ke- 8 hari ini Sedang mengadakan Kenduri Mangan Mekhadat.
Mangan Mekhadat dengan kata lain Kenduri Adat/ Pesta Adat, tampak dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Syahrul, S.Pd Selaku Tuan Khaja (Simbol kuning), Kepala Mukim Longkib Ulama/penasehat (Simbol-putih), Ketua DPRK Ade Fadly Pranata Bintang sebagai Penasehat (Simbol-hijau), Kabid Kebudayaan Kamsy, S.Pd sebagai Panglima dengan simbol (merah) serta diapit oleh perangkatnya.
Jamuan makan budaya yang perlakuannya menyerupai para RAJA RAJA leluhur Masyarakat ADAT ini bertujuan menggali nilai-nilai luhur dari kearifan lokal Masyarakat Adat Subulussalam-Singkil itu sendiri, hingga memberikan wawasan bagi regenerasi Kota Sada Kata Subulussalam. Jelas Kamsi, S.Pd Kepala bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan Kota Subulussalam.
Ada kebahagiaan, ada kebersamaan dari Komunitas Masyarakat Adat, saat menyampaikan pendapatnya, saat membahas persoalan penting komunitasnya serta disaat memutuskan perkara perkara PENTING diwilayah strategis Komunitas Masyarkat Adat, dalam manustrib Akulturasi Budayanya.//@Anton Tinendung melaporkan dari Giat PKA Banda Aceh***