Subulussalam, teropongbarat.co. Milad GAM sebuah sejarah penting dalam pergerakan para pejuang Aceh yang telah mengorbankan waktu, darah dan air mata hingga 4 Desember memang dijadikan hari yang begitu berarti bagi Kombatan/Eks GAM diwilayah Bumi Sada Kata Kota Subulussalam.
Dari kenyataan ini, sebuah kontradiksi telah terjadi kealfaan komunikasi/Diskomunikasi perihal permohonan bantuan Eks GAM jelang hari bersejarah itu.
Hingga emosi atau bahkan ketersinggugan salah satu Eks GAM tersebut, tampak jelas dilangsir dibeberapa medya Online. Disetiap giat giat kita sebuah kewajaran atas kepentingan yang mendesak ada kealfaan, ada kehilafan bisa dari pemerintah maupun dari pihak kekuatan profesional Non pemerintah itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam keterangan yang disampaikan PLT Sekda Kota Subulussalam Sairun S,Ag tidak ada niatnya membuat ketersinggungan Eks Kombatan GAM tersebut. Karena secara pribadinya juga sejak awal pun tidak bermaksud ingin mengecekan para yang akan melaksanakan Milat Gam tertanggal 4 Desember tersebut. Ini keterangan lengkapnya.
Bantuan yang diterima salah satu eks Gam itu bantuan pribadi PLT Sekda, bukan atas nama Walikota.
Hal ini di sampaikan oleh PLT sekda H.Sairun, S.Ag MSI BAHWA proposal yang di ajukan oleh eks Kombatan MASIH dalam proses,
Yang namanya proposal ada makanisme birokrasinya yang harus dilalui, diikuti bukan sekehendak hati, jangankan untuk bantuan yang namanya ulang tahun kegiatan pemerintahan saja pun pencairan dananya terjadi diluar jadwal yang sudah teragenda. Jadi mari kita saling memaklumi. Tindakan eks Gam mengembalikan uang itu kepada Walikota SALAH ALAMAT seharusnya dikembalikan kepada Sekda karna itu bantuan pribadi PLT Sekda.
“Saya pertegas itu bukan bantuan pemerintah dan jangan menghubungkan kekecewaan eks Gam kepada Walikota. Perlu diketahui bahwa selama ini Walikota Subulussalam Affan Alfian Bintang, SE selalu membantu setiap kali Ulang tahun Milad GAM. Beliau selalu antusias untuk membantu.” Jelas Plt Sekda Subulussalam menuturkan.
LSM Suara Putra Aceh menanggapi hal ini, menghimbau pada pemerintah kota Subulussalam diantara kesibukannya benar-benar peka terhadap surat masuk/keluar, proposal yang sifatnya penting dan mendesak.
Ketersinggungan, kekecewaan masyarakat apalagi Eks Gam, saya rasa cukup wajar namun sejumlah tokoh penting Kota Subulussalam ditahun politik untuk lebih menahan diri, atas kondisi sosial politik kekinian, banyak janji pemerintah, utang yang belum terbayarkan, maka mari kita cari solusi terbaik, mari kita jaga Bumi Sada Kata dari segala perpecahan persepsi yang berujung mengganggu suasana kantibmas kita.” Kata A. Tinendung pimpinan LSM Suara Putra Aceh Kota Subulussalam.///Pajre M.Lembong.Tm*