BANTAENG TEROPONG BARAT.CO, – Sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam melayani permasalahan gizi masyarakat Kab. Bantaeng, telah banyak dilakukan kolaborasi dan konvergensi. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Pemkab Bantaeng baru saja menggelar Sosialisasi dan Monitoring Aplikasi Inzting Sulawesi Selatan Tingkat Kabupaten Bantaeng Tahun 2023 di Gedung Balai Kartini, Senin (4/12).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada seluruh pengelola serta mengoptimalkan penggunaan Aplikasi InzTing Sulsel di Kabupaten Bantaeng, juga guna meningkatkan komitmen dan koordinasi TPPS tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Des/Kelurahan, Pemerintah Kabupaten Bantaeng
Dinas PPKB sebagai salah satu perangkat daerah yang melakukan intervensi sensitif dalam percepatan penurunan stunting telah memberdayakan 55 penyuluh KB/PLKB dan 152 TPK/Tim Pendamping Keluarga (456 orang) se-Kab. Bantaeng yang bertugas melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“TPK tersebut telah mendampingi sebanyak 126 pasang Calon Pengantin, 1.285 Ibu Hamil, 1.329 Ibu Pasca Persalinan dan 2.904 Baduta pada periode Januari-Oktober 2023. Upaya pendampingan ini diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting guna mewujudkan target 14% pada tahun 2024”, ujar Kepala Dinas PPKB, H. Muh. Haris dalam laporannya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Bantaeng, Andi Abubakar sangat mengapresiasi keberadaan kader-kader di tengah masyarakat yang merupakan aktor penting untuk menyelesaikan masalah stunting di Indonesia, khususnya di Kab. Bantaeng.
“Kami mengapresiasi dan mendukung penuh kehadiran aplikasi Ikhtiar Men-Zerokan Stunting (InzTing) Sulsel yang merupakan inovasi dalam menghimpun satu data penanganan stunting di Prov. Sulsel. Kami berharap aplikasi ini mendukung Pemda dalam program percepatan penurunan stunting berbasis digital serta memberikan output pemetaan pencegahan stunting dari hulu hingga ke hilir yang akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan program dan kegiatan di seluruh tingkatan”, ujar Pj. Bupati Bantaeng.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting Kab. Bantaeng tahun 2021 sebesar 22,5% dan menurun ke 22,1% pada tahun 2022. Saat ini kita masih sama-sama menunggu hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, semoga angka prevalensi stunting khususnya di Kabupaten Bantaeng mengalami penurunan sesuai target. (Opick)