Aceh Tamiang – Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Aceh Ir H Mawardi Ali diduga melakukan intervensi kepada pengurus dan caleg-caleg dari PAN untuk kepentingan pribadinya maju DPR RI.
Di dalam rekaman sepanjang 4 menit 6 detik Mawardi berulang kali melakukan penekanan kepada Caleg dan pengurus PAN. “Kalau misalnya diundang datang nggak hadir coret. Itu apalagi caleg, mana saksi mu, nggak ada nggak disampaikan, coret saksinya, biar cepat suruh pada orang yang serius. Apalagi incumben, gak ada cerita incumben disini. Satu bulan lagi gak ada cerita incumben disini, incumben bukan incumben nggak ada cerita lagi. Sekarang kita mau menang perang, mau menang gimana caranya. Harus jelas dan tegas. Kalau nggak jelas, ngak tegas silahkan. Nggak ada lagi mau main-main,” ujar Mawadi Ali saat pertemuan dengan Caleg dan Pengurus DPD PAN Aceh Tamiang di kantor DPD PAN setempat, Sabtu 13 Januari 2024.
Ingat, lanjut Mawardi, yang pertama kerjanya, kertas suaranya harus dimainkan, kedua adalah saksi.
“Kemudian, yang ketiga DPW ada juga ketua, misalkan gak boleh, misalkan, ingin bekerja tempat yang lain, nggak boleh. Masuk saja ke saksi atau partai lain, nggak ada cerita. Nggak setuju sama ketua DPW, tidak tegak lurus ma ketua DPW, bukan tegak lurus sama ketua DPD, keluar saja dari pengurus atau dari caleg. Karena setiap kita terima tu ketua DPD. Apapun posisinya nanti apapun yang dikerjakan, tetap tegak lurus dengan ketua DPD,”tegasnya.
Kata Mawardi, maka caleg itu jelas. Jangan ada caleg ini main-main. “Ini ada ketua DPD bawa caleg yang ini, kita bawa yang lain, untuk apa? nggak boleh. Ketua DPD ada DPR RI, kita bawa DPR RI yang lain kan cari musuh itu namanya. Kita ini satu organisasi ini, nggak main-main,”tambahnya.
“Saya di Langsa begitu saya bilang, Kalau ada ketua DPD Langsa, ne ada ketua DPD Langsa. Semua orang Langsa pengurus Langsa tidak boleh memilih, semua tunduk patuh kepada ketua DPD Langsa. Kalau di Tamiang, tunduk dan patuh kepada ketua DPD Tamiang, gitu ya,”
Mawardi juga menegaskan agar pengurus dan caleg PAN disuatu daerah untuk tidak tunduk kepada ketua DPD PAN di luar daerahnya. Hal ini seakan menunjukkan semua ketua DPD PAN Kabupaten/Kota sudah dikondisikan untuk mendukung dirinya yang maju ke DPR RI dari daerah pemilihan Aceh II. Padahal, selain Mawardi Ali masih ada 5 (lima) caleg DPR RI lainnya yang maju melalui PAN, tapi Mawardi justru terkesan mengancam pengurus DPD hingga Caleg akan dipersulit jika tidak mendengar perintah ketua DPD PAN mendukung dirinya untuk DPR RI.
“Masak kita ini ketua DPD disini ada tunduk dan patuhnya sama ketua DPD Aceh Timur misalkan, kan nggak bisa, nggak bisa. Kita satu gerak kita jelas. Kalau gak jelas, ini nggak ada lagi cerita ancam-ancam. Nanti, oo saya kan orang PAN juga Pak. PAN iya betul, tapi kalau jadi SK nya urus sendiri ke Jakarta, ke pusat sana. Jangan bilang ke ketua DPD atau ketua DPW nya, urus saja kesana ambil SK nya. Kalau nggak, tergantung-gantunglah kamu disitu,” ancam Mawardi.
Jadi, kata Mawardi, jangan sia-sia kerjanya, kita harus kompak. Bagaimana, membangun partai begitu, ada-ada saja.
Sekarang sudah saatnya kita bergegas, karena suara partai itu suara jelas suara partai. Di lapangan masyarakat berbeda beda itu hak masyarakat, di partai tidak boleh ada perbedaan-perbedaan. Jadi, harus seperti itu.
“Kalau yang udah terlanjur gimana, minta maaf ajha lah balik satu perahu lagi. Nanti susah sendiri nanti, capek kerja susah sendiri nggak dihargai. Karena kalau kita gak hargai orang, orang gak hargai kita itu kuncinya,” imbunya.
Sementara dalam video berdurasi 26 detik, Mawardi secara gamblang meminta agar semua caleg baik DPRK maupun DPRA membawa contoh kertas suara miliknya untuk dibagikan ke masyarakat.
“Ini DPRK, DPRA masing-masing. Jadi sosialisasi dengan baik. Ini nanti bawa saya punya saya ini bawa. Saya cetak itu 100 rim, saya kasih 100 rim. 1 rim itu 500 berarti 100 rim itu sekitar 50 ribu kertas suara saya sendiri. Masak DPRK saja untuk 1000 gak cetak, kalau perlu cetak 2000 kalau sanggup cetak,” pungkasnya.
Namun, ironisnya disaat Mawardi melakukan intervensi agar semua caleg dan pengurus PAN mengikuti perintah ketua DPD masing-masing dalam mendukung caleg. Di salah satu dapil DPRK di wilayah pemilihan Aceh 1 justru ada dikabarkan ada caleg DPRK dari PAN bahkan dengan no urut satu secara gamblang mensosialisasikan caleg DPR RI di luar PAN bahkan mendukung partai pengurus Capres lainnya. Tapi, hal itu terkesan dibiarkan begitu saja karena tak ada kepentingan pribadinya di wilayah pemilihan DPR RI Dapil Aceh 1, atau karena kedekatan caleg DPRK bersangkutan dengan Sekretaris PAN Aceh, Irpannusir sehingga tindakan caleg DPRK PAN yang mendukung caleg DPR RI dari Partai lain malah dibiarkan, padahal terdapat 7 caleg DPR RI dari Partai tersebut di Dapil Aceh 1.
(HS)