Subulussalam, teropongbarat.co. Normalisasi Sungai Penuntungan dipersoalkan Berbagai Pihak Anggran Pemeliharaan Sama Sekali Tidak Ada. (12/01/24).
JEBOLNYA tanggul pasca bencana banjir beberapa desa dikecamatan Sultan Daulat menjadi polemik yang kontraversi diantara aktivis dan pemerintah Kota Subulussalam. Bahkan sejumlah Mahasiswa menuding Dinas PUPR lalai dalam hal pekerjaan Normalisasi Sungai yang menghabiskan Miliaran Rupiah tersebut.
Menyoal adanya Laporan Mahasiswa terkait yang Menduga-duga Pekerjaan PUPR Kota Subulussalam, ini Reaksi Kadis PUPR Kota Subulussalam “Pada intinya karena tidak adanya dana pemeliharan pada kegiatan Normalisasi sungai tersebut dan kita tidak mampu melawan keadaan alam akibat dari curah hujan yang sangat tinggi mulai dari bulan agustus sampai dengan bulan Desember yang lalu, tapi kalau ada biaya pemeliharaannya ya, bisa kita kendalikan. Saya sudah usulkan biaya pememeliharaannya pada penyusunan anggaran 2023 yang lalu, cuma karena kondisi devisit, Pemko Subulussalam tidak mengalokasikan dana tersebut” Jelas Alhadin Kadis PUPR Kota Subulussalam.
Sementara itu Ketua LSM Aliansi Peduli Indonesia menyatakan orasi dan menduga, sah-sah saja dilakukan sekelompok Mahasiswa, apalagi ini tahun Politik hendaknya yang dipersoalkan benar benar masalah Konkrit. Jangan ada aksi yang hanya menginginkan atau memanfaatkan tahun politik seperti memancing di Air yang keruh.” Kata Alisubandi Ketua DPD LSM Aliansi Peduli Indonesian(API) Kota Subulussalam.
“Fokus kita tahun ini bagaimana menjaga situasi Kamtibmas menjelang pemilu. Agar suasana aman tertib dan terkendali.” Jelas Subandi Pimpinan LSM API Kota Subulussalam./// Anton Tinendung/ tim**