Jawa Barat — Sampah telah menjadi masalah nasional dimana banyak kota besar telah mengalami darurat sampah, karena timbulan sampah terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan gaya hidup. Tempat Penimbunan Akhir Sampah (TPA) eksisting sudah penuh, sedangkan penambahan lahan untuk TPA baru semakin sulit didapatkan.
Menurut Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas), Bagong Suyoto, sampah memiliki nilai tambah apabila dapat diubah menjadi energi yang aman dan efisien. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan untuk pemenuhan pasokan energi nasional serta turut mendukung transisi energi dan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca.
Transisi energi harus adil, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua orang. Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir. Transisi energi juga harus fokus pada pengurangan intensitas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga. Ungkap Bagong di Bekasi, Selasa (30/1/2024)
Lebih lanjut KPNas menyatakan mendukung solusi penanganan sampah yang lebih efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan sebagaimana yang sudah dilakukan oleh pemerintah saat ini. KPNas juga mengimbau elemen masyarakat untuk menolak adanya politisasi isu krisis iklim dalam Pemilu 2024. Sebab membicarakan isu lingkungan dan iklim di tahun politik, tentu tidak lepas dari kandidat yang bertarung. Jangan sampai isu politiknya lebih mendominasi dan memecah belah persatuan bangsa.