SUBULUSSALAM, TEROPONG BARAT | Semangat, aktif dan dinamis tampak Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Safrina Salim SKM.M.K.S di saat rapat Fasilitasi & koordinasi Percepatan penurunan Stunting yang diselenggarakan( forum Rapat Koordinasi Teknis) di Aula Rapat Bapedda Kota Subulussalam atas pencapaian penurunan Stunting 18,03 persen di Kota Subulusalam. ( 12/06/2024).
H. Sairun, S. Ag. M.Si Sekertaris daerah Kota Subulussalam yang didampingi Asisten dan Pimpinan SKPK di lingkungan Pemerintahan Kota Subulussalam, saat rapat menyampaikan “Sebagai ketua TPPS Kota Subulussalam mengapresiasi langkah seluruh team penurunan stunting yang sudah bekerja keras dan penuh inovasi sehingga persidangan perengkingan 18,1% penurunan stanting untuk Kota Subulussalam. Langkah baik untuk ditingkatkan dengan pertemuan hari ini yang langsung dihadiri dari BKKBN Provinsi, tentu menjadi Motivasi tersendiri dan diharapkan mampu memberikan solusi-solusi yang dihadapi untuk menurunkan tingkat Stunting di Kota Subulussalam. ” Ujar Sekdako Subulussalam.
H.Hermaini.MM.Kepala DP3AKB merupakan dinas yang sejak awal Fokus langsung menangani penurunan Stunting menurutnya “keberhasilan ini berkat dukungan semua pihak secara Partisipatif, seperti forum SKPK/Forkopimda, Dinas Kesehatan, Pemerintah Kampong, para penyuluh dan forum PKK disetiap tingkatan. Partisipatif berkelanjutan ini kita harapkan mampu berkelanjutan menekan angka penurunan Stunting terkhusus diwilayah wilayah kerawanan stunting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tampak hadir dalam Forum Diskusi itu BKKBN Provinsi Aceh, Kadis Kesehatan Kota Subulussalam, Kadis Pertanian, Kadis PUPR, Unsur Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampong, unsur Dinas Kominfo para Penyuluh dan fasilitator lainnya.
Rapat TPPS(Tim Penanganan Penurunan Stunting) tujuannya memfasilitasi dalam rangka monitoring mengevaluasi kegiatan tim TPPS Kota Subulussalam selama enam bulan dan setahun kegiatan penurunan stunting,
Saat rapat Evaluasi itu beberapa penyebab utama stunting diantaranya asupan giji dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan menyusui. Buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurang sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hamil menyusui dan Balita. Serta dampak Stunting yang terlihat jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek berdampak nyata pada Visik. Jangka panjang berdampak juga pada tingkat kecerdasan. Pengaruh Ibu dan Balita yang rentan terjangkit penyakit.
LSM Suara Putra Aceh Kota Subulussalam harapkan seluruh pemerintah desa untuk benar benar berpartisipatif ikut menuntaskan Stunting. Semua ujung tombak peran serta dan penanganan penurunan Stunting ada di Desa. Harusnya pemerintah desa lebih menyederhanakan anggarannya dan memaksimalkan peran strategisnya. Kemudian peran “Bapak Asuh” bisa dimaksimalkan melakukan penurunan stunting. Kita mendukung apa saja yang disampaikan Pak Sairun Sekdako agar pemerintah desa berperan sangat strategis tuntaskan Stunting ” Ujar Anton Tin Pimpinan LSM Suara Putra Aceh usai mengikuti Rapat Koordinasi Teknis di Ruang Rapat Bapedda Kota Subulussalam. /))tim.