Banda Aceh – Di dalam politik, semua hal memang bisa terjadi. Namun, sebagai orang Aceh yang berbudaya dan beragama, nilai-nilai serta etika hendaknya tetap dijunjung tinggi. Apalagi dalam sejarah, selain pemenang yang dikenang, pengkhianat juga selalu diingat.
Sosok Amiruddin, yang saat ini menjabat sebagai Pj Walikota Banda Aceh, pada awalnya hanyalah mantan Sekda Pidie yang harus merasakan bangku panjang. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sosok Aminullah, dengan kebaikannya, memberikan kesempatan kepada Amiruddin untuk kembali berkarier di birokrasi dengan jabatan Sekda Banda Aceh.
Tak hanya sebatas itu, kalangan birokrasi pun mengetahui bahwa Aminullah pula yang berupaya menyelamatkan Amiruddin ketika berhembus kabar bahwa ia akan diganti dari jabatan Sekda oleh mantan Pj Walikota Bakri Siddiq karena konflik internal di pemerintahan.
Aminullah, dengan relasinya yang kuat di tingkat nasional, mengupayakan agar Amiruddin dapat duduk sebagai Pj Walikota Banda Aceh. Bahkan, sudah menjadi pembahasan di warung-warung kopi bahwa Amiruddin adalah Pj Walikota yang tak perlu berusaha keras untuk mendapatkan jabatannya karena disokong penuh oleh Aminullah mulai dari pengusulan di DPRK hingga ke pusat.
“Memang benar Pak, sudah bukan lagi rahasia bahwa yang membawa dan memberi kesempatan Pak Amiruddin untuk menjadi Sekda Banda Aceh itu adalah Pak Amin. Bahkan yang mengorbitkan Pak Amiruddin untuk jadi Pj Walikota itu juga Pak Amin. Beliau duduk-duduk manis saja, Pak Amin yang mengorbitkannya hingga berhasil menduduki kursi empuk Pj Walikota itu,” ungkap seorang sumber media saat dijumpai di salah satu warung kopi, Jumat, 21 Juni 2024.
Menurut sumber tersebut, Amiruddin beruntung mempunyai sosok Aminullah yang selama ini terkenal baik dan tak takut membesarkan orang lain. “Ya beliau (Amiruddin) birokrat yang beruntung karena memiliki tokoh yang begitu baik sebagai penyokong kariernya,” kata sumber tersebut.
Menjelang Pilkada Banda Aceh November mendatang, Aminullah akan kembali maju sebagai calon Walikota Banda Aceh. Namun, di antara sejumlah nama yang akan bertarung, disebut-sebutlah nama Amiruddin yang dikabarkan juga ikut bertarung untuk memperebutkan posisi kursi Walikota Banda Aceh. Mungkinkah Amiruddin akan melawan sosok Aminullah yang telah mengorbitkannya? Tentunya hanya waktu yang akan menjawab semua itu.
“Kita tak mengerti apa yang ada di pikiran Pak Amiruddin ini. Mungkinkah karena sudah merasakan kursi empuk sebagai orang nomor satu di Banda Aceh, sehingga lupa kepada orang yang telah berjasa membesarkannya seperti Pak Amin,” ujar sumber lainnya sembari meminta agar identitasnya dirahasiakan.
Dia menyebutkan, meski dalam dunia perpolitikan hal itu sah-sah saja, namun sebagai orang Aceh yang beretika, sangat tak elok jika air susu dibalas dengan air tuba. “Jika beliau (Amiruddin) terbuai dengan bisikan-bisikan angin segar dan memutuskan melawan Aminullah, maka hal itu seperti air susu yang dibalas air tuba dan terkesan sangat kejam. Sejarah akan mencatat semua,” bebernya.
Berbeda dengan itu, salah satu narasumber di kalangan Pemko Banda Aceh mengatakan bahwa Amiruddin tak mungkin melawan Aminullah yang telah mengorbitkannya. “Tak mungkin, beliau akan maju Pilkada di Pidie bukan di Banda Aceh. Namun selama ini isu tersebut sengaja dimainkan oleh beberapa pihak, pertama oleh lawan politik Aminullah yang ingin melakukan politik pecah belah, kedua orang-orang yang tak suka dengan Amiruddin yang mencoba memanfaatkan kesempatan, kemudian beberapa pihak yang sengaja melakukan propaganda untuk perebutan kursi calon wakil walikota,” jelas sumber itu.
Dia menambahkan, sosok Amiruddin tak akan mungkin berkhianat kepada orang yang sudah begitu baik dan selama ini menyokong kariernya. “Kami yakin Pak Amiruddin tak sekejam itu Pak. Beliau tetap akan mengedepankan etika politik dan tak mudah dihasut untuk maju melawan orang yang telah berjasa mengorbitkannya. Tapi, yang namanya manusia kita juga tidak tahu apakah beliau sudah berubah setelah mendapatkan kursi empuk Pj Walikota. Kita lihat saja nanti. Apalagi pertimbangannya secara elektabilitas, Pak Amiruddin di Banda Aceh masih sangat rendah, sehingga secara akal sehat tidak mungkin beliau melawan orang yang begitu ikhlas membesarkannya hanya karena dihasut oleh orang lain,” ucapnya.
Teka-teki terkait maju atau tidaknya Amiruddin dalam Pilkada Banda Aceh tentunya akan terjawab seiring waktu. Begitu tragiskah kekuasaan sehingga membuat orang lupa diri dan melupakan jasa orang lain yang telah membantunya untuk bangkit? Apapun keputusan Amiruddin nantinya dalam Pilkada 2024 akan menjadi catatan yang terus diingat di masa mendatang. (REL)