Banda Aceh, 25 Agustus 2024 | Ketua Umum PW SEMMI Aceh Menyesali terhadap oknum polisi Yang melakukan Kekerasan saat unjuk rasa mahasiswa Didepan Kantor DPRA yang dimana Kita ketahui Kawan Kawan Mahasiswa Sedang Berjuang Dalam Mempertahan Kan Keputusan Mahkamah Konstitusi dari Jilatan DPR-RI terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada.
Teuku Wariza Arismunandar Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia Aceh
menyampaikan Bahwasanya Apa Yang disampaikan Oleh Kabid Humas Polda Aceh Sangat Lah berlawanan dengan Apa Yang Terjadi Di Lapangan.
Bukan Tanpa Alasan Hal Ini bisa dibuktikan Dengan Adanya Kawan-Kawan Yang Mendapatkan Kekerasan Dari Oknum Kepolisian, Ada Yang Di tahan Dipolresta Banda Aceh Meski Sudah Dibebaskan Berkat Bantuan Dari Kawan-Kawan, Bahkan Hari Ini Masih Ada Mahasiswa Yang Harus menginap Di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda aceh, Karna Benturan Dengan Oknum Polisi Polda Aceh sehingga Mengakibatkan Pecah Dibagian Kepala
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lantas Mengapa Dengan Tegasnya kabid Humas Polda Aceh Menyatakan mengamankan Unjuk Rasa dengan Humanis Dan Profesional
Apakah Ini Yang dinamakan HUMANIS DAN PROFESIONAL ?
Teuku Wariza menyatakan bahwa aksi pengamanan unjuk rasa dengan kekerasan tidak mencerminkan asas demokrasi serta melanggar kebebasan berpendapat yang dilindungi Undang-Undang.
Untuk itu, Kaporli perlu mengambil sikap yang tegas dalam mengevaluasi kinerja kepolisian Polda Aceh.
Teuku Wariza Juga Menegaskan Kepada Kapolda Aceh Untuk Jangan Diam Dengan Apa yang terjadi Pada Mahasiswa yang Telah Menjadi Korban Dari Kekerasan Anggotanya
Kita Berharap Kapolda Aceh Harus Mampu Untuk Menindak Lanjut Siapa Yang telah Memukul Mahasiswa Hingga Kepalanya pecah Dan Hingga Berdarah
Jika Hal Ini Tidak Mampu Untuk diusut Tuntas Maka Kami Pastikan dan Kami Yakinkan Mahasiwa Dan organisasi Lainnya Akan melalukan Aksi didepan Polda Aceh sebagai Bentuk Protes dan Meminta Pertanggung jawaban dari Kapolda aceh “Tutupnya”