BANDA ACEH – Pemaparan visi dan misi calon Walikota-Wakil Walikota telah dilaksanakan kemarin, Rabu 25 Desember 2024. Namun, dari pemaparan tersebut terlihat jelas bahwa pasangan nomor urut 4 Irwan Djohan dan Khairul Amal Hanya fokus ke pembangunan infrastruktur semata.
“Irwan Djohan dan Kharul Amal terlihat begitu ambisi dengan pembangunan fisik semata, hingga lupa akan pembangunan manusia terutama kesejahteraan rakyat kecil seperti fakir miskin,” ungkap Ketua Forum Aceh Bersatu (FAB) Saiful Mulki, Kamis 26 September 2024.
Dia menyebutkan, kendatipun ada tertulis di dalam misinya terkait pemberdayaan disabilitas, namun bicara kesejahteraan rakyat miskin justru diabaikan.
Menurut Saiful, latar belakang dan liku-liku kehidupan seorang calon pemimpin sangat menentukan arah kebijakan dan fokusnya ketika menjadi pemimpin. “Kita paham bahwa Cawalkot Irwan Djohan lahir dari keluarga yang serba ada dan garis keturunan raja sehingga tidak merasakan perihnya kehidupan rakyat jelata. Namun sangat disayangkan jika seorang calon pemimpin jika mengabaikan nasib masyarakat kecil. Apa gunanya bangunan besar-besar jika kesejahteraan rakyat kecil dikesampingkan,” tambahnya.
Dia juga menyoroti tentang tata kelola pemerintahan yang bersih yang terdapat dalam misi Irwan Djohan. “Semua masyarakat juga paham bahwa Irwan Djohan adalah salah satu Pimpinan DPRA yang menandatangani MoU Proyek Multiyear Contract (MYC) 14 ruas jalan dan jembatan serta Kapal Aceh Hebat yang sempat menjadi sorotan KPK karena terindikasi adanya megakorupsi. Lalu bagaimana mewujudkan pemerintahan yang bersih jika secara track record justru berkaitan langsung dengan penandatangan MoU megaproyek di Aceh yang bermasalah. Tentunya ini juga akan jadi pertimbangan bagi kita sebagai masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, juga perlu dilihat terkait salah satu misi paslon Irwan Djohan-Khairul Amal terkait penegakan syariat islam yang rahmatan Lil alamin sesuai akidah ahlussunnah waljamaah.
“Ini perlu diperjelas ke masyarakat bagaimana praktek yang akan diterapkan. Apalagi menjadi pertanyaan di publik kenapa paslon ini secara langsung menuliskan dalam misinya sesuai dengan akidah ahlussunnah wal jamaah (aswaja). Bukankah penerapan islam di Aceh memang sesuai dengan ahlussunnah wal jama’ah selama ini, atau jangan-jangan masih ada yang menganut wahabi,” katanya.
Dia juga menyentil terkait isu yang dimainkan tim Irwan Djohan bahwa kandidatnya adalah orang hebat di Aceh.
Kata Saiful, jika Cawalkot Irwan Djohan merupakan orang hebat di Aceh, seharusnya beliau tidak hanya berpikir memaksimalkan proyek infrastruktur dalam visinya, namun juga berpikir bagaimana nasib dan kesejahteraan masyarakat miskin. “Kalau benar beliau benar-benar hebat, tentunya selama lima tahun terakhir menjabat sebagai Wakil rakyat di DPRA beliau akan vokal dan banyak bersuara di berbagai sidang dan rapat Parlemen. Faktanya Selama 5 tahun terakhir hampir tak terdengar sama sekali suara vokal Irwan Djohan di rapat DPRA, dan terkesan hanya datang duduk diam saja. Bahkan, ketika persoalan adanya dugaan penjualan daging babi di salah satu lokasi di Banda Aceh yang merupakan Dapilnya, Irwan Djohan justru juga tak bersuara,” pungkasnya.