BANDA ACEH – Kenaikan tarif air PDAM Tirta Daroy ternyata terjadi dimasa akhir jabatan Illiza Saaduddin Djamal pada 2017 lalu. Namun, dimasa Aminullah memimpin tarif layanan PDAM tersebut di tinjau ulang dan diturunkan kembali.
“Ketika Aminullah memimpin tarif PDAM yang sempat dinaikkan diakhir masa Illiza Saaduddin Djamal ditinjau ulang karena dinilai membebani rakyat di tengah perekonomian yang suli dan bahkan bagi warga miskin Aminullah saat itu akan disubsidi, bahkan Aminullah sering pula menggratiskan air PDAM untuk rumah ibadah seperti di bulan puasa atau moment tertentu. Ini adalah fakta,” ungkap Ketua Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA) Heri Safrijal, SP M.TP kepada media, Senin 7 Oktober 2024.
Dia menjelaskan, kenaikan tarif diakhir masa Jabatan Illiza Saaduddin Djamal pada tahun 2017 itu diatur melalui Peraturan Walikota.
“Ketika Aminullah menjabat, Perwal itu ditinjau ulang karena dinilai memberatkan warga. Namun, ketika Aminullah tak lagi menjabat, tepatnya ketika Banda Aceh di bawah kepemimpinan Pj Walikota Amiruddin dikeluarkan kembali Peraturan Wali Kota Banda Aceh Nomor 8 Tahun 2024 tertanggal 19 Februari 2024, sehingga pada Juni 2024 tarif PDAM tersebut kembali mengalami kenaikan,” jelasnya.
Mantan Sekretaris BEM USK ini mengaku heran jika ada DPRK periode 2019-2024 dan terpilih lagi pada periode 2024-2029 yang pura-pura menjanjikan penurunan tarif dalam momen Pilkada, apalagi dari politisi partai pendukung Illiza Saaduddin Djamal yang juga pernah menandatangani kenaikan tarif PDAM pada 2017 silam.
“Ini lucu jika ada DPRK yang menjabat pada 2024 mengaku tak tahu persoalan kenaikan tarif PDAM, kenapa diam saja di rapat paripurna ketika perwal itu dulu disahkan, bukankah saat itu dia juga menjabat sebagai wakil rakyat. Kemudian tiba-tiba menyampaikan janji jika Cawalkot yang diusung Partai nya terpilih tarif PDAM akan diturunkan. Padahal kenaikan PDAM justru sebelumnya pada akhir masa jabatan Cawalkotnya. Nalar dan cara pikir anggota legislatif ini tidak sesuai dengan realita,” sebutnya.
Heri memaparkan fakta, pada masa Illiza menjabat dulu tidak ada di bangun resevoir, namun pada masa Aminullah dibangun dua resevoir sebanyak 2 buah.
“Reservoir pertama berlokasi di Taman Sari dengan kapasitas 3.000 meter kubik dan dilengkapi empat booster pump untuk melayani 20 ribuan pelanggan di empat kecamatan. Sementara WTP Lambaro telah di-upgrade kapasitas produksinya dari 500 menjadi 800 liter per detik,” katanya.
Kemudian, lanjut Heri, reservoir atau bak penampungan berkapasitas 1.000 meter kubik dibangun di Pasar Almahirah, Lamdingin. Belum lagi pergantian pipa juga sudah dilakukan di banyak titik. “Tinggal kalau Aminullah kembali terpilih maka kapasitas resivoir dapat ditambah agar distribusi air bersih dapat dimaksimalkan. Dan Alhamdulillah, rehabilitasi bendungan karet yang dibuat perencanaannya di akhir masa jabatan Aminullah sudah di mulai dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) pada tahun 2024 tinggal lagi dioptimalkan jika 2025 Aminullah kembali menjabat.
Dan kami juga yakin Aminullah akan meninjau ulang dan menurunkan kembali Perwal kenaikan tarif PDAM yang dibuat oleh Pj Walikota, karena Aminullah sosok pemimpin yang sangat peduli dengan kesulitan masyarakatnya, apalagi peninjauan kembali perwal terkait tarif PDAM seperti ini sudah pernah dilakukannya,” pungkasnya.