Kutacane, teropong Barat Com. | Pada sepekan terakhir, warga Aceh Tenggara (kutacane) kebingungan menyusul sulitnya di dapatkan gas elpiji dari kabupaten setempat.
Sementara itu bahwa Akibatnya, ibu rumah tangga di Aceh Tenggara (kutacane) kalang kabut mencari gas elpiji, mulai dari kawasan perkotaan hingga ke kawasan pedesaan.
Salah seorang ibu rumah tangga di kawasan Pulonas Noni Aria mengaku penasaran, saat di konfirmasi wartawan Agara kutacane, dan merasa kebingungan akibat menghilangnya gas elpiji di Kutacane dan sekitarnya karena sulit kali di dapatkan ujarnya.
Oleh karena itu bahwa untuk kebutuhan memasak sehari-hari saja, warga kebingungan akibat menghilangnya gas elpiji dari pangkalan dan pengecer di Aceh Tenggara kutacane sulit di dapatkan.
Selanjutnya bahwa Krisis gas elpiji, sambung Sumanti, warga Agara kutacane lainnya, telah terasa sejak beberapa hari menjelang pencoblosan Pilkada Bupati, dan Gubernur. Namun, jika ditelusuri pada beberapa kios pengecer, dan pangkalan, stok masih tersedia kendati dengan harga yang mulai mahal.
Sementara itu bahwa sayangnya, sejak Minggu (1/12)2024, gas elpiji menghilang total dari Aceh Tenggara, bahkan jika dijual dengan per tabung gas ukuran 3 kg senilai Rp30 ribu, warga masih mau, tapi sayangnya gas elpiji tak ada lagi di agen dan pangkalan dan sulit ditemukan.
Oleh karena itu bahwa Warga menduga, menghilang totalnya gas elpiji dari pangkalan dan kios pengecer, diduga akibat permainan oknum tak bertanggung jawab yang sengaja menyembunyikan dan menimbun stok gas elpiji yang ada.
Fajriansyah, salah seorang aktivis di Aceh Tenggara, terkait krisis gas elpiji tersebut meminta Pj Bupati Taufiq, agar segera turun tangan bersama dinas terkait yang mengurusi masalah gas elpiji. “Kasihan masyarakat kecil tak bisa mendapatkan gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari, Karena itu Pemkab harus peduli, dan cepat tanggap mencari solusinya,” ujar Fajri menambahkan.
Selanjutnya bahwa Jangan sampai, kata Fajri lagi, ada pihak yang bermain, dan memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan di tengah kesulitan yg dialami masyarakat Aceh Tenggara saat sekarang ujar Fajri lagi mengulangi.
Sementara itu bahwa Kadis Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dagperinaker) , Rahmad Fadli Kepada Wartawan Minggu (1/12) 2024 membenarkan krisis, dan menghilangnya gas elpiji dari Aceh Tenggara dalam beberapa hari terakhir sulit di dapatkan.
“Hasil pantauan tim kami ke lapangan, menghilangnya gas elpiji dari Aceh Tenggara karena SPBE P.T Multi Indah Perdana di Aceh Tenggara mengalami kekurangan modal untuk memasukkan
gas elpiji ke Aceh Tenggara yang akan didistribusikan ke agen,” ucapnya..
“Modal mereka tak mencukupi, karena itu tak semua jatah gas elpiji untuk Aceh Tenggara bisa ditebus, jika semua ditebus kondisi gas elpiji di Aceh Tenggara tetap cukup,” ujar Fadli seraya mengatakan jika Pj Bupati telah memerintahkan dinas terkait segera mencari jalan keluar mengatasi krisis gas elpiji tersebut.
Selain SPBE, pihak Dagperinaker juga telah berkoordinasi dan berkomunikasi tentang gas elpiji langka dengan pihak PT. Gasta Mulyo, PT. Miranda Desky, PT. Radja Semadam, PT. Wari Desky dan PT. Gelegar Janika Taraka.(sadikin)