JAMBI – TEROPONG BARAT.COM || Jalan Sudarmo yang ada di RT 02 Simpang Gelis menuju Kecamatan Berbak perhari ini keadaannya sangat memprihatinkan. Jalan penghubung antar kedua kecamatan tersebut berlubang dan dipenuhi genangan air sehingga tanah menjadi lumpur. Jalan ini merupakan jalan yang digunakan masyarakat kecamatan Berbak sebagai mobilitas. Kalau jalan rusak seperti ini, masyarakat Berbak sulit untuk bergerak keluar. Selain itu banyaknya pegawai yang bekerja di kecamatan Berbak berasal dari Rantau Rasau, sehingga jalan ini sangat penting bagi mereka. Semenjak jalan ini rusak parah dan tidak layak pakai, akses ke kecamatan Berbak bagi para pegawai menjadi penghambat yang selalu di hadapinya setiap hari. Belum lagi banyaknya komoditas hasil pertanian dan perkebunan dari kecamatan Berbak yang harus di jual ke luar kecamatan, ini tentu akan berpengaruh pada harga jual dan pendapatan para petani di kecamatan Berbak.
Menanggapi hal ini, Muhammad Sukardi selaku salah satu inisiator Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tanjung Jabung Timur sangat menyayangkan tidak adanya tanggap darurat dari pemerintah dalam menangani jalan rusak tersebut. Padahal sudah jelas dalam kampanyenya Dillah-Muslimin Tanja telah mencanangkan 18 Program Kerja Nyata Merata untuk satu periode kedepan, salah satunya Infrastruktur Jalan.
“Atas nama IMM TJT, Saya sangat menyayangkan tidak adanya tanggap darurat dari pemerintah untuk segera membenahi jalan yang sudah sangat parah tersebut. Pemerintah tidak tanggap darurat dan respon cepat seperti apa yang dituangkan dalam program kerjanya. Minimal turun ke lokasi lah untuk meninjau. Jangankan Bupatinya, kadisnya saja tidak. Yang turun meninjau jalan hanya sebatas lurah sampai ke RT. Padahal mereka tidak punya wewenang untuk membangun jalan milik Kabupaten ini. Jalan rusak ini sudah sangat lama sekali bahkan lebih dari dua Minggu. Jalan ini hanya di perbaiki dengan di beri galar kayu dan dikerjakan oleh masyarakat setempat dan para sopir. Untuk pastinya tidak tau apakah ini dimodali oleh pemerintah atau swadaya masyarakat. Jika ini swadaya masyarakat, lebih parah lagi pemerintah tidak memberikan perhatian untuk jalan ini. Namun yang pasti, ini bukan solusi terbaik, buktinya jalan masih sangat parah dan semakin berlubang. Ini tidak layak lagi jika disebut sebagai jalan, ini arena off-road. Saya baru paham, rupanya Tanjab Timur akan di buat “Merata” dengan arena off-road”. Jika demikian Dillah-Muslimin Tanja tidak benar-benar serius membuat program kerja. Program kerja hanya dijadikan sebagai pemanis dalam kampanye politiknya.
Dalam kesempatan lain, Randi Hamdani, selaku ketua IMM TJT memberikan tanggapan atas rusaknya jalan penghubung antar dua kecamatan tersebut. Ia menegaskan jalan ini merupakan jalan yang sangat vital dalam mendorong roda ekonomi masyarakat Berbak.
“Padahal yang di harapkan kami sebagai masyarakat adalah akses jalan yang memadai karena dengan akses jalan yg lancar perekonomian masyarakat menjadi lebih stabil. Jika jalan rusak terus dibiarkan, ini akan berpengaruh kepada merosotnya harga jual dari hasil pertanian dan perkebunan masyarakat Berbak dan ini akan berpengaruh pada penghasilan petani. Oleh karena itu, kami juga mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut, bukan hanya jalan tersebut tapi jalan-jalan lain yang juga mengalami kerusakan yang sama”. Pungkasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Beberapa hari yang lalu juga sempat viral spanduk bertuliskan “Selamat Datang di Wisata Off-road Kubangan Janji” tertancap di jalan parah ini. Tidak tau pastinya siapa yang memasang spanduk tersebut, namun ini merupakan bentuk aspirasi dan ketidakpuasan orang yang memasang spanduk kepada kinerja pemerintah yang tak kunjung memperbaiki jalan tersebut.
“Kebetulan jalan ini berada di kampung saya, sedikit banyaknya saya tau perkembangan secara langsung jalan ini dan aktivitas masyarakat yang memang kesulitan untuk melewati jalan ini. Mobil muatan sawit yang selalu antri dan terbenam di sepanjang jalan ini sudah menjadi tontonan sehari-hari”. Tutup Muhammad Sukardi.