Editorial Tb(01/02/24).
Pemerintah Bintang-Salmaza (BISA) antara Walikota dan Wakil Walikota semakin terdesak atas keadaan manajamen Keuangan yang sedang dilanda Defisit. Hingga mempengaruhi berbagai Sektor, termasuk Manajamen atas berbagai beban hutang daerah dari tahun ke tahun. Seperti pembayaran honorer, Gaji dan insentif Guru, insentif Dokter termasuk Insentif Para Mukim Sekota Subulussalam.
Sairun S. Ag, MPd Sekertaris daerah Kota Subulussalam menjelaskan bagi para Dokter dan Nakes RSUD, (1/02/23) “tidak ada niat pemerintah untuk tidak membayar semua yang sudah ditetapkan akan membayar beban hutang-hutang itu. Namun karena kondisi defisit anggaran yang melanda daerah Kota Subulussalam mengganggu berbagai sektor termasuk beban Gaji para Honorer dan insentif para Medis.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bersama Stekholder keseluruhannya sudah mengadakan Rapat apakah hari ini pemerintah Kota membuat regulasi agar beban hutang ditahun 2023 dapat secepatnya dibayarkan paling tidak dibulan Februari 2024. Hal ini memerlukan sebuah regulasi. Kata Sekda Kota menjelaskan bagi Para Dokter dan Nakes yang sempat mogok kerja tersebut.
Direktur Rumah Sakit dr Dewi Sartika menyampaikan untuk tenaga kesehatan sudah kita bayarkan dua (2) Bulan dari tuntutannya 4 Bulan, namun bagi insentif dokter memang belum dibayarkan, dalam hal mengatasi mogok dokter spesialis, kita juga siapkan sejumlah dokter umum, dan pelayanan UGD/iGD pelayanannya tetap 24 Jam kita Layani. Tentunya memang ini sebuah kendala dalam melayani Pasien. Kita berharap hal ini secepatnya dapat Kita tuntaskan.” Harap dr Dewi Sartika direktur Rumah Sakit Umum daerah Kota Subulussalam.
Sementara itu sejumlah Politisi dan Wakil Walikota Subulussalam mendesak agar seluruh gaji Honorer dan insentif dokter disegerakan untuk membayarkan, jangan sempat pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam terbengkalai, hingga dapat menimbulkan korban. Tampak DPRK dari Partai Demokrat, DPRK dari PAN, DPRK dari Partai Aceh, DPRK GERINDRA, DPRK dari Partai Hanura dan DPRK dari partai PNA. Dalam musyawarah penyelesaian tuntutan para dokter yang mogok kerja.
Namun ketika melihat kilas balik banyak hal yang membuat defisit anggran Kota Subulussalam, selain pengelolaaan yang kurang profesional antara Bapedda terdahulu, hingga bongkar pasang pimpinan SKPK di Dua instansi penting Bapedda dan Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Subulussalam yang tidak Singkron atau kurang sejalan yang berakhir dengan Surat Pengunduran diri Kepala Bapedda Kota Subulussalam.
Salah satu pengelolaan keuangan daerah dapat kita lihat dari hasil audit BPK RI atas pengelolaan anggaran keuangan daerah kota Subulussalam, lebih besar pasak daripada tiang. Hingga defisit, salah satu yang mempengaruhi daerah kota defisit diantaranya Tingginya belanja Bunga Pinjaman dari PEN. Pinjaman Program PEN pada pemerintah Kota Subulussalam sebesar 180 Miliard. Hal ini karena telah disetujui DPRK Subulusalam secara Kolektif Kolegial. Persetujuan itu tidak saja dari Fraksi Hanura Kota Subulussalam. Tapi semua Fraksi dan DPRK Subulussalam telah menyetujui Pinjaman PEN dari Lembaga Keuangan SMI tersebut, lalu dari pinjaman PEN itu pulalah berbagai kegiatan POKIR baik untuk eksekutif maupun untuk legeslatif. Yang berujung arah dan tujuan penggunaan PEN tidak dapat maksimal lagi. Terbukti tidak meningkagkan perbaikan ekonomi kerakyatan. Atau Penghasilan daerah Kota Subulussalam.
Ade Fadly Pranata Bintang Ketua DPRK Subulussalam saat dimintai tanggapannya menurutnya “waktu pengesahan Pinjaman PEN dari Lembaga Keuangan SMI semua Fraksi di DPRK telah menyetujui, bahkan Fraksi kami waktu itu ada tekanan untuk mensahkan Pinjaman PEN tersebut. Fraksi Granat, dan Fraksi Sada Kata semua DPRK menyetujui Pinjaman PEN itu” Jelas Ade fadly Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota Subulussalam, saat ditanyai pengaruh pinjaman PEN dan dampak Defisid anggaran Pemko Subulussalam.
Tetapi kita berharap Nurani keguruan, nurani para medis yang sangat dibutuhkan banyak orang, tetaplah pada Tugas Pokok dan fungsinya. Karena Kebaikan biasanya akan terbalas dengan kebaikan Pula. “Jangan kita wariskan air mata untuk anak cucu kita, tetapi mari kita wariskan Mata Air, setetes tapi bening.”
Pesan ini juga disampaikan untuk para politisi dan Potret pemimpin Masa depan Kota Subulussalam periode 2024-2029.(Anton Tin).
