Subulussalam, teropongbarat.co. Kunjungan kerja seniman Aceh yang juga DPR-RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera disambut baik para masyarakat, Ulama, kepala Kampung dan para pendidik Kita Subulussalam, silaturahmi berlangsung aktif dan dinamis berbagai gagasan penting disampaikan Rafly Kande untuk kemasyalahatan ummat di Aceh.
Rafly Kande mengawali sambutannya begitu pentingnya Integrasi Aceh bagi bangsa Indonesia. Selama 4 tahun sebagai DPR RI perjuangan rakyat Aceh bagi integrasi Bangsa Indonesia. Soekarno telah berlabuh disaat agresi Belanda ke ll. Soekarno pernah meminta dari rakyat Aceh untuk membeli 2 pesawat. Kemudian rakyat Aceh pun bersama tokoh-tokohnya bersatu-padu, bahu membahu menunaikan permintaan bung Karno. Aceh dan bung Karno mempunyai sejarah besar yang merupakan cikal bakal untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Rafly Pande juga menyampaikan “Saat ini kita perlu Jargas(Jaringan Gas) bagi rakyat Aceh. Sebenarnya tidak perlu lagi kita beli antrean gas tiga kilo. Andalan kita sumber gas bumi kita ada di Aceh Singkil dan semelue. Maka saatnya kita bangun Infrastruktur Jaringan Gas Bagi rakyat Aceh.”
Migas, dan mineral batu bara Aceh merupakan kekayaan yang luar biasa harus dikelola, yang kita harapkan adanya regulasi untuk meningkatkan peran pemberdayaan masyarakat Aceh. Semua kebijakan-kebijakan itu harusnya untuk kemasyalahatan Ummat. Jelas DPR-RI dari PKS itu.
Semua perusahaan perkebunan dan Pabrik Kelapa sawit yang ada didaerah kita harus melalui regulasi yang cukup untuk kemasyalahatan ummat.
“Gagasan kita menciptakan mendorong regulasi bagi kemanfaatan sumber daya alam untuk kemaslahatan masyarakat Aceh. Politik Gagasan harusnya kita sepakati.” Kata Rafly Kande DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan sejahtera tersebut.
Rafly Kande juga menyoroti nasib para petani sawit Aceh terkhusus Kota Subulussalam dan Aceh yang dikeluhkan masyarakat melalui usulan kepala Kampung. Sering kali Harga TBS(Tandan Buah Sawit) rakyat tidak dihargai di Pabrik Kelapa sawit. Padahal pemerintah Aceh setiap bulannya sudah menetapkan harga TBS namun pemilik Pabrik kepala Sawit selalu mengabaikannya. Demikian curhat Masyarakat tani pada Rafly Kande.
Kondisi perlindungan Harga TBS Petani yang sangat memprihatinkan.
Penekanan yang disampaikan DPR RI Rafly Kande sama dengan penyampaian pimpinan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Kota Subulussalam Netap Ginting akan pentingnya perlindungan harga TBS bagi petani sawit Aceh.
Lain lagi dengan penyampaian dari kepala desa penanggalan Timur yang mengusulkan pada Rafly Pande agar Birokrasi penyaluran Dana Desa dari pusat langsung ke rekening pemerintah Kampung sehingga penggunaan dana desa yang dikucurkan tepat waktu dan penggunaan anggaran desa efisien praktis dan bermanfaat tanpa adanya campur tangan pihak lainnya.
“dan mengenai Dana Desa kami mohon agar ditranfer ke rekening desa langsung, Kalaupun ada aspirasi bapak, kalau bisa langsung ke desa lah Pak.” Kata kepala desa Penanggalan.
Usulan juga disampaikan Geujik Kampung Lae Oram Zakaria menyoal banyaknya lahan-lahan pertanian didesa yang tidak bisa disertifikatkan. Menyangkut Lahan Penyangga transmigrasi menurut pemerintah Kota. Menyulitkan masyarakat desa mengurus surat tanahnya untuk sertipikat hak milik.
Rafly Kande menyampaikan jawabannya bahwa semua persoalan di Aceh harus dituntaskan melalui Politik Gagasan, semuanya ujungnya perlunya ketegasan harga dan regulasi dari Pemerintah Pusat, termasuk perlindungan harga bagi petani sawit. Kita perlunya perubahan yang diawali pemimpin yang memimpin dari pemerintah pusat yang tegas. Maka bersama Anies Baswedan mudah mudahan perubahan itu semakin nyata untuk rakyat Aceh terkhusus untuk masyarakat Kota Subulussalam Aceh Singkil. Tutup Mosisi dari Partai Keadilan Sejahtera tersebut.
Usai lakukan silaturahim Rafly Kande dengan sejumlah tokoh masyarakat di Kampung Penanggalan timur langsung melanjutkan agenda kerjanya ke Universitas STIT HAFAS, terlihat kerindungan sejumlah mahasiswa mahasiswi STIT HAFAS yang berbondong bondong melakukan Selpi pada Rafly Kande.//Anton Tinendung*