JAKARTA, 21 Februari 2025, Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Josephine Simanjuntak, menyoroti keselamatan petugas kebersihan di Jakarta dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025.
“Teman-teman PPSU atau pasukan oranye masih bekerja dalam kondisi yang kurang layak. Kalau kita keliling kota Jakarta dan melihat mereka bekerja, banyak yang tidak mengenakan sarung tangan. Jadi mereka langsung menyentuh sampah yang ada di hadapan mereka, padahal itu sangat berbahaya,” kata Josephine menyampaikan keprihatinannya.
Seharusnya, petugas kebersihan dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan yang memadai untuk menjaga kesehatan mereka.
“Mereka perlu diberikan semua yang dibutuhkan seperti sarung tangan, pelindung mata, sepatu bot dan masker. Semua itu untuk melindungi mereka dari penyakit yang bisa tersebar karena kontak langsung dengan sampah yang mereka bersihkan,” jelasnya.
Tahun Anggaran 2025 menggelontorkan dana sebesar Rp1,09 triliun untuk pengelolaan persampahan di Dinas Lingkungan Hidup (LH). Alokasinya diperuntukkan Belanja Jasa Petugas Sampah (PJLP), kendaraan dinas operasional seperti truk, tong sampah, belanja bangunan, serta konveyor dan shredder untuk sampah.
“Dengan besarnya anggaran pengelolaan sampah dan perlengkapan-perlengkapan yang dibeli, harapannya barang-barang yang dianggap perintilan tapi mendasar seperti sarung tangan tidak dilupakan. Terlebih, anggaran untuk membeli barang-barang itu sudah dialokasikan sebelumnya,” tegasnya.
“Sekali lagi, meskipun bisa saja dianggap perintilan, tapi alat-alat itu merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para petugas di lapangan,” lanjutnya.
Josephine juga mengajak masyarakat Jakarta untuk mengurangi sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan mereka sehari-hari.
“Lagi-lagi, masalah sampah dan limbah adalah persoalan bersama. Sekeras-kerasnya petugas kebersihan seperti pasukan oranye kerja di lapangan, masalah ini tidak akan bisa selesai tanpa kerjasama dari warga Jakarta,” ucapnya.
“Demikian, warga Jakarta juga perlu terlibat dalam memilah sampah mereka. Warga juga perlu mengurangi jumlah sampah yang mereka hasilkan dengan cara menggunakan barang-barang yang tidak sekali pakai,” sambungnya.
Josephinr juga mengingatkan pelaku usaha untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan limbah kegiatan mereka.
“Tidak hanya warga, tapi juga pelaku-pelaku usaha yang harus mengurangi limbah mereka. Misalnya, hotel-hotel bisa diajak bekerjasama untuk mengurangi sisa-sisa makanan yang tidak terkonsumsi oleh pengunjungnya. Sehingga, sampah dan limbah bisa ditekan serendah-rendahnya,” tandasnya.